Makna Cinta dlm Hidup

Jumat, 29 November 2019

MAKNA CINTA MENURUT PARA AHLI

Pengertian Cinta Menurut para Ahli




Pengertian Cinta Menurut para Ahli | 

Apa itu cinta? Banyak yang sepakat bahwa cinta kulit didefinisikan, oleh karena cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan intelektual. Perasaan lebih berperan dalam cinta daripada proses intelektual. Karena berkaitan dengan emosi, setiap orang dapat memberikan konsep tentang cinta sesuai dengan keadaan emosinya. Inilah alasan mengapa sehingga terdapat banyak rumusan tentang cinta dan tidak mudah menentukan rumusan mana yang tepat. Makin sulit lagi tampaknya karena selama ini pengetahuan tentang cinta tidak jelas masuk disiplin ilmu apa. Meskipun begitu, para ahli tampaknya tetap tergoda untuk memberikan pengertian tentang cinta berdasarkan pandangannya masing-masing.

Berikut ini pengertian cinta yang pernah diungkapkan oleh para ahli:

· Menurut Rabi’ah Al-‘Adawiyah: cinta adalah ungkapan kerinduan dan gambaran perasaan yang terdalam. Siapa yang merasakannya, niscaya akan mengenalinya. Namun, siapa yang mencoba untuk menyifatinya, pasti akan gagal. 

· Menurut Jalaluddin Rumi: cinta adalah sumber segala sesuatu. Dunia dan kehidupan muncul karena kekuatan yang bernama cinta. Cinta adalah inti dari segala bentuk kehidupan di dunia. 

·  Menurut Kahlil Gibran: cinta adalah satu-satunya kebebesan di dunia karena cinta itu membangkitkan semangat hukum-hukum kemanusiaan dan gejala-gejala alami pun tak bisa mengubah perjalannya. Cinta ibarat seekor burung yang cantik, meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti.

· Menurut Mahmud bin Asy-Syarif: cinta adalah sebuah kerinduan yang tidak berujung, sebuah rasa kangen yang meletup-letup, dan sebuah kegilaan yang tidak berkesudahan.

·  Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziah: cinta adalah luapan hati dan gejolaknya saat dirundung keinginan untuk bertemu dengan sang kekasih.

· Menurut Abu ‘Abdullah An-Nibaji: cinta adalah kesenangan jika itu ditujukan kepada makhluk, dan pembinasaan jika itu ditujukan kepada pencipta.

· Menurut Musfir bin Said az-Zahrani: cinta adalah satu emosi terpenting dalam kehidupan manusia. Faktor terpenting dalam menyatukan hati-hati manusia dan pembentukan kasih saying di antara sesama mereka.

· Menurut Ibnu ‘Abdush Shamad: cinta adalah yang mendatangkan kebutaan dan ketulian, cinta membutakan segalanya kecuali terhadap yang dicintai sehingga orang itu tidak melihat apa pun.

· Menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan: cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.

·  Menurut Quraish Shihab: cinta adalah kencendrungan hati kepada sesuatu karena kenikmatan atau manfaat yang dapat diperoleh dari yang dicintai.

·  Menurut Swihart: cinta adalah usaha aktif produktif yang melibatkan komitmen, penghargaan, perhatian, dan rasa persatuan.

· Menurut Eric Fromm: cinta adalah suatu seni yang memerlukan pengetahuan serta latihan. Cinta adalah suatu kegiatan dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Salah satu esensi dari cinta adalah adanya kreativitas dalam diri seseorang, terutama dalam aspek memberi dan bukan hanya menerima.

·  Menurut Hamka: cinta adalah perasaan yang mesti ada pada setiap manusia. Ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih, dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, dan perkara tercela lainnya. Tetapi jika ia jatuh ke tanah yang subur, disana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti yang tinggi, dan lain-lain yang terpuji.

· Menurut Scott Peck: cinta adalah keinginan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud memelihara pertumbuhan spiritual sendiri atau perkembangan spiritual orang lain. 


·   Menurut Afdan: cinta itu adalah Sriwahyuni

·  Menurut Les Parrott III : "Cinta adalah suatu campuran yang aneh dari hal-hal yang bertentangan. Di dalam cinta terkandung kasih sayang dan kemarahan, kegairahan dan kebosanan, kestabilan dan perubahan, pembatasan dan kebebasan. Paradoks cinta yang paling mendasar adalah bahwa dua menjadi satu, namun tetap dua".

· Menurut Sujarwa : “Cinta kasih sejati tak mengenal iri, cemburu, persaingan, dan sebagainya, yang ada hanyalah perasaan yang sama dengan yang dicintai, karena dirinya adalah diri kita, dukanya adalah duka kita, gembiranya adalah kegembiraan kita. Bagi cinta kasih pengorbanan adalah suatu kebahagiaan, sedangkan ketidakmampuan membahagiakan atau meringankan beban yang dicintai atau dikasihi adalah suatu penderitaan".

· Menurut Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya “Makna Kasih” mengatakan jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, maka ia akan terlempar keluar dari cinta dirinya sendiri, dan ia mulai hidup untuk orang lain. 

· Menurut Yose Ortega Y. Gasset dalam “On Love” mengatakan bahwa di kedalaman sanubari seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya. persatuan tersebut bersifat kebersamaan yang mendasar serta melibatkan seluruh eksistensinya.




Referensi Kepustakaan :
  • Kurniawan, Harlis. 2009. Revolusi Cinta. Jakarta: Lingkar Pena Kreativa.
  • M. Asyhari. 2006. Tafsir Cinta: Tebarkan Kebajikan dengan Spirit Al-Quran. Jakarta: Hikmah.
  • Rosyadi, Khoirul. 2000. Cinta & keterasingan. Yogyakarta: LKiS.
  • Stephen Palmquis, Pohon Filsafat The Tree of Philosophy, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002). Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). Pius Abdillah P & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Popular Lengkap, (Surabaya: ARKOLA).

-------------------------------------


--------------------------------------