Pengertian Cinta Menurut para Ahli
Pengertian Cinta Menurut para Ahli |
Apa itu cinta? Banyak yang sepakat bahwa cinta
kulit didefinisikan, oleh karena cinta berhubungan dengan emosi, bukan
dengan intelektual. Perasaan lebih berperan dalam cinta daripada proses intelektual. Karena
berkaitan dengan emosi, setiap orang dapat memberikan konsep tentang cinta
sesuai dengan keadaan emosinya. Inilah alasan mengapa sehingga terdapat banyak
rumusan tentang cinta dan tidak mudah menentukan rumusan mana yang tepat. Makin
sulit lagi tampaknya karena selama ini pengetahuan tentang cinta tidak jelas
masuk disiplin ilmu apa. Meskipun begitu, para ahli tampaknya tetap tergoda
untuk memberikan pengertian tentang cinta berdasarkan
pandangannya masing-masing.
Berikut ini pengertian cinta yang pernah diungkapkan oleh para
ahli:
· Menurut Rabi’ah Al-‘Adawiyah: cinta adalah
ungkapan kerinduan dan gambaran perasaan yang terdalam. Siapa yang
merasakannya, niscaya akan mengenalinya. Namun, siapa yang mencoba untuk menyifatinya,
pasti akan gagal.
· Menurut Jalaluddin Rumi: cinta adalah
sumber segala sesuatu. Dunia dan kehidupan muncul karena kekuatan yang bernama
cinta. Cinta adalah inti dari segala bentuk kehidupan di dunia.
· Menurut Kahlil Gibran: cinta adalah
satu-satunya kebebesan di dunia karena cinta itu membangkitkan semangat
hukum-hukum kemanusiaan dan gejala-gejala alami pun tak bisa mengubah
perjalannya. Cinta ibarat seekor burung yang cantik, meminta untuk ditangkap
tapi menolak untuk disakiti.
· Menurut Mahmud bin Asy-Syarif: cinta adalah
sebuah kerinduan yang tidak berujung, sebuah rasa kangen yang meletup-letup,
dan sebuah kegilaan yang tidak berkesudahan.
· Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziah: cinta adalah
luapan hati dan gejolaknya saat dirundung keinginan untuk bertemu dengan sang
kekasih.
· Menurut Abu ‘Abdullah An-Nibaji: cinta adalah
kesenangan jika itu ditujukan kepada makhluk, dan pembinasaan jika itu
ditujukan kepada pencipta.
· Menurut Musfir bin Said az-Zahrani: cinta adalah
satu emosi terpenting dalam kehidupan manusia. Faktor terpenting dalam
menyatukan hati-hati manusia dan pembentukan kasih saying di antara sesama
mereka.
· Menurut Ibnu ‘Abdush Shamad: cinta adalah
yang mendatangkan kebutaan dan ketulian, cinta membutakan segalanya kecuali
terhadap yang dicintai sehingga orang itu tidak melihat apa pun.
· Menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan: cinta adalah
perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai
kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.
· Menurut Quraish Shihab: cinta adalah
kencendrungan hati kepada sesuatu karena kenikmatan atau manfaat yang dapat
diperoleh dari yang dicintai.
· Menurut Swihart: cinta adalah usaha aktif
produktif yang melibatkan komitmen, penghargaan, perhatian, dan rasa persatuan.
· Menurut Eric Fromm: cinta adalah
suatu seni yang memerlukan pengetahuan serta latihan. Cinta adalah suatu
kegiatan dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Salah satu esensi dari cinta
adalah adanya kreativitas dalam diri seseorang, terutama dalam aspek memberi
dan bukan hanya menerima.
· Menurut Hamka: cinta adalah
perasaan yang mesti ada pada setiap manusia. Ia laksana setetes embun yang
turun dari langit, bersih, dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlainan
menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun
itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, dan perkara tercela lainnya. Tetapi jika ia
jatuh ke tanah yang subur, disana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia,
budi pekerti yang tinggi, dan lain-lain yang terpuji.
· Menurut Scott Peck: cinta adalah
keinginan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud memelihara pertumbuhan
spiritual sendiri atau perkembangan spiritual orang lain.
· Menurut Afdan: cinta itu adalah Sriwahyuni
· Menurut Les Parrott III : "Cinta adalah suatu campuran yang aneh dari hal-hal yang bertentangan. Di dalam cinta terkandung kasih sayang dan kemarahan, kegairahan dan kebosanan, kestabilan dan perubahan, pembatasan dan kebebasan. Paradoks cinta yang paling mendasar adalah bahwa dua menjadi satu, namun tetap dua".
· Menurut Sujarwa : “Cinta kasih sejati tak mengenal iri, cemburu, persaingan, dan sebagainya, yang ada hanyalah perasaan yang sama dengan yang dicintai, karena dirinya adalah diri kita, dukanya adalah duka kita, gembiranya adalah kegembiraan kita. Bagi cinta kasih pengorbanan adalah suatu kebahagiaan, sedangkan ketidakmampuan membahagiakan atau meringankan beban yang dicintai atau dikasihi adalah suatu penderitaan".
· Menurut Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya “Makna Kasih” mengatakan jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, maka ia akan terlempar keluar dari cinta dirinya sendiri, dan ia mulai hidup untuk orang lain.
· Menurut Yose Ortega Y. Gasset dalam “On Love” mengatakan bahwa di kedalaman sanubari seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya. persatuan tersebut bersifat kebersamaan yang mendasar serta melibatkan seluruh eksistensinya.
Referensi Kepustakaan :
- Kurniawan, Harlis. 2009. Revolusi Cinta. Jakarta: Lingkar Pena Kreativa.
- M. Asyhari. 2006. Tafsir Cinta: Tebarkan Kebajikan dengan Spirit Al-Quran. Jakarta: Hikmah.
- Rosyadi, Khoirul. 2000. Cinta & keterasingan. Yogyakarta: LKiS.
- Stephen Palmquis, Pohon Filsafat The Tree of Philosophy, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002). Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). Pius Abdillah P & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Popular Lengkap, (Surabaya: ARKOLA).
-------------------------------------
--------------------------------------